jpnn.com, JAKARTA - Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan menggelar malam puncak sekaligus awarding Festival Desa ke-5, di Aula DPP PDI Perjuangan, pada Senin (22/12).
Festival Desa ke-5 2025 mengusung tema ’Di Atas Tanah Kita Berdiri, Dari Desa Kita Mengakar’, yang menempatkan desa dan tanah sebagai ruang hidup, bukan sekadar objek pembangunan.
Tema itu hadir di tengah meningkatnya bencana banjir dan longsor di berbagai wilayah Indonesia, yang menunjukkan rapuhnya relasi antara manusia, alam, dan tata kehidupan sosial.
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan Rano Karno menegaskan Festival Desa lahir dari kegelisahan ideologis yang telah dirasakan sejak lima tahun lalu.
“Pada waktu itu kami tidak tahu kenapa tema desa yang kami pilih, tapi yang pasti saya takut dari peserta yang ikut tahun ini, desanya sudah hilang,” ujar Rano Karno.
“Ternyata kegelisahan ini sudah lima tahun yang lalu. Kita harus memberikan Pancasila di desa, kita harus mengisi Pancasila di desa,” lanjutnya.
Festival Desa ke-5 diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia, yang mengirimkan karya berupa video dan puisi.
Karya-karya tersebut dipandang sebagai kesaksian atas ruang hidup desa, sekaligus pernyataan sikap masyarakat terhadap relasi manusia, alam, dan lingkungan hidupnya.




















































