
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Marsekal Madya TNI Samsul Rizal, S.I.P., M.Tr.. sowan ke kediaman Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto.
Ia ditemani Deni Ramdani Sagara, putra KH Koko Komaruddin Ruhiat, sesepuh Pondok Pesantren Ciapsung Tasikmalaya Jawa Barat.
Sementara Kiai Asep didampingi M. Mas'ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE dan Syarif Hasan Mulahela.
Jenderal bintang tiga Angkata Udara itu cukup lama ngobrol dengan Kiai Asep. Sekitar 4 jam. Ia tiba di Jalan Siwalankerto Utara Surabaya sekitar pukul 11.00 WIB. Ia baru pamit sekitar pukul 15. 00 WIB.
“Saya dari Jakarta langsung. Memang hanya untuk ke Pak Kiai Asep,” kata Samsul Rizal kepada BANGSAONLINE sesaat setelah duduk di kursi ruang tamu di kediaman Kiai Asep, Ahad (6/7/2025).
Sejak 2024 Samsul Rizal diangkat sebagai Dosen Tetap Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan). Samsul Rizal merupakan lulusan terbaik Akademi Angkatan Udara dan peraih Adhi Makayasa tahun 1990.
Samsul Rizal pernah menjabat Komandan Sesko TNI (2023-2024) dan Asisten Personel Panglima TNI (2022-2023).
Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, saat memimpin doa. Foto: M. Mas'ud Adnan/bangsaonline
Kini Samsul Rizal juga menjabat Wakil Ketua Penyelenggara Program Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) di Unhan untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis.
Karena itu, menurut Deni Ramdani, ada joke di kalangan santri.
“Dari pasukan tempur menjadi pasukan dapur,” kata Deni Ramdani.
Lalu apa yang dibahas Kiai Asep dan Samsul Rizal? Ulama kharismatik dan perwira TNI AU membahas banyak hal. Termasuk isu dan situasi terkini.
Yang menarik, ketika Kiai Asep tahu bahwa Samsul Rizal dosen tetap di Unhan, ia langsung nyeletuk. “Anak-anak Amanatul Ummah banyak diterima di Unhan. Sekitar 10 orang. Yang 6 santri diterima di Kedokteran,” tutur Kiai Asep sembari mengatakan bahwa pada tahun 2024 santri Amanatul Ummah juga banyak yang diterima di Unhan.
Kiai Asep lalu memberi koran HARIAN BANGSA yang memuat berita: 1.237 santri Amanatul Ummah lolos perguruan tinggi negeri dan luar negeri. Di koran itu dimuat secara lengkap nama-nama santri yang diterima di PTN dan LN, termasuk santri yang diterima di Unhan.
“Sebanyak 62 santri Amanatul Ummah diterima di Kedokteran umum,” tambah kiai miliarder tapi dermawan yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pegunu) itu.
Marsekal Madya TNI Samsul Rizal, S.I.P., M.Tr. Foto: istimewa
Percakapan Kiai Asep dan jenderal kelahiran Karawang 23 Februari 1969 itu kian akrab ketika mereka tahu sama-sama berasal dari Jawa Barat. Yang juga menarik, Kiai Asep banyak membahas tentang sastra.
Awalnya Kiai Asep bercerita masa kecil dan remaja yang sempat melanglang buana setelah ditinggal wafat abahnya, KH Abdul Chalim, seorang ulama besar yang merupakan salah satu kiai pendiri NU dan pejuang kemerdekaan RI. Kiai Abdul Chalim dianugerahi gelar pahlawan pada 10 November 2023.
Saat itu Kiai Asep pergi mencari tempat yang bisa menampung dirinya sekedar untuk tempat tinggal dan bisa makan serta mengajar. Dalam pengembaraannya itu Kiai Asep membawa tas yang isinya buku dan kitab, termasuk kamus bahasa Arab dan bahasa Inggris.
“O, suka baca,” kata Samsul Rizal.
“Ya, tapi baca novel. Nggak tahu kenapa saya suka baca novel,” jawab Kiai Asep.
Kiai Asep yang memiliki puluhan ribu santri itu bercerita bahwa ia suka baca buku novel karangan sastrawan-sastrawan kondang Indonesia. Antara lain: Di Bawah Lindungan Ka’bah (karya Hamka), Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (karya Hamka), Kasih Tak Sampai (karya Marah Roesli), Azab dan Sengsara (karya Marari Siregar), Salah Asuhan (karya Abdul Muis) dan novel lainnya.
Bahkan Kiai Asep masih hafal alur cerita novel Di Bawah Lindungan Ka’bah yang mengisahkan cinta terlarang antara Hamid, seorang pemuda dari kaluarga miskin yang saling jatuh cinta dengan Zainab, gadis yang berasal dari keluarga terpandang. Cinta dua insan itu tak kesampaian karena Zainab dijodohkan dengan orang lain, sementara Hamid meninggal di tanah suci saat ibadah haji.
“Tapi novel-novel sekarang saya gak suka,” kata Kiai Asep sembari menyebut novel Tenda Biru dan sebagainya.
Menurut dia, novel-novel tempo dulu selain memiliki kedalaman makna juga mengandung nilai-nilai kehidupan yang sangat kuat. Disamping itu juga memiliki keindahan alur pikiran yang menyentuh.
“Sekarang alur ceritanya gak lagi halus,” kata ulama yang punya obsesi besar untuk membangun perguruan tinggi internasional itu.
Sementara Samsul Rizal banyak bercerita tentang peran dan tugas utama TNI. Secara visioner ia membahas tentang pentingnya meritokrasi organisasi dan profesionalisme TNI.
Di Unhan ia mengajar materi kuliah diplomasi internasional. “Saya kan pernah menjabat sebagai Atase Pertahanan RI di KBRI Jerman,” kata Samsul Rizal kepada BANGSAONLINE sembari menikmati makan siang bersama Kiai Asep.
Setelah 4 jam berdiskusi, Samsul Rizal pamit. Tapi Kiai Asep mengajak berdoa dulu.
“Kita doa dulu,” kata Kiai Asep yang langsung memimpin doa.
Lalu apa kesan Kiai Asep terhadap Samsul Rizal. “Orangnya sederhana sekali ya,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.
Dari hasil pertemuan dengan Samsul Rizal itu Kiai Asep berharap semua elemen masyarakat, terutama Aparat Penegak Hukum (APH), memberikan kontribusi terhadap bangsa dan pemerintah Indonesia. Sehingga Indonesia maju, adil dan makmur.
“Terutama APH, untuk keberhasilan pemerintah, di bawah Presiden Prabowo. Pengusaha-pengusaha kecil diberi kesempatan untuk berkembang, sementara pengusaha besar harus punya kepekaan sehingga ikut memikirkan orang miskin,” harap Kiai Asep.
“Begitu juga wartawan dan LSM, mari ciptakan kedamaian,” tambahnya. (MMA)