DLH Gresik Investigasi dan Uji Lab Debu Dampak Kebocoran di PT Linde Indonesia

23 hours ago 8
DLH Gresik Investigasi dan Uji Lab Debu Dampak Kebocoran di PT Linde Indonesia Kepala DLH Gresik, Sri Subaidah (kanan), saat mengikuti pertemuan di Balai Desa Roomo pasca terjadi kebocoran di PT Linde Indonesia. Foto: Ist.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik telah menindaklanjuti kebocoran di PT Linde Indonesia yang beralamatkan di Desa Roomo, Kecamatan Manyar.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik, Sri Subaidah, mengatakan pihaknya meminta manajemen PT Linde Indonesia segera melakukan pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan yang ditimbulkan setelah adanya kebocoran pada coldbox pabrik.

"Petugas DLH pascakejadian telah mengambil sejumlah langkah dengan mendatangi lokasi pabrik sebagai tindak lanjut atas keluarnya partikel debu dari PT Linde Indonesia yang menyebabkan polusi udara dan gangguan kesehatan masyarakat sekitar," ujarnya, Kamis (21/7/2025).

Tim DLH juga telah mengambil sampel partikel debu yang ada di pabrik maupun di Desa Roomo, yang terdampak kebocoran untuk dilakukan analisa laboratorium (lab).

"Selain ambil sempel debu, kami juga mengecek data pemantauan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang terdekat di wilayah Desa Roomo dan Desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar," tandasnya.

Saat ini, tambah Sri, DLH masih lakukan investigasi secara menyeluruh terkait kebocoran coldbox pabrik milik PT. Linde Indonesia.

"Untuk hasilnya segera nanti kami update kembali untuk informasi terbarunya," pungkasnya.

Sementara itu, Head of Safety, Health, Environment, & Quality (SHEQ) PT Linde Indonesia, Andita Huda, menyampaikan bahwa insiden kebocoran pabrik yang terjadi pada Minggu (29/7/2025) malam, akibat proses pemanasan mesin pasca shutdown dan overhaul yang dilakukan sejak awal Juli lalu.

"Mesin sempat mati untuk maintenance. Pada 25 Juli sekitar pukul 04.45 WIB, kami mulai melakukan pemanasan (warming up). Di tengah proses itu, insiden terjadi selama sekitar 15 menit pada pukul 19.45 pada tanggal 29 Juli 2025 lalu," ujarnya saat memberikan keterangan kepada wartawan.

"Saat insiden terjadi, operator langsung lari ke ruang kontrol untuk melakukan prosedur darurat. Sehingga, saat itu menimbulkan debu perlite yang membumbung tinggi seperti asap. Karena, material perlite yang digunakan dalam proses sebagai bahan isolasi untuk menjaga suhu dalam sistem produksi coldbox," imbuhnya.

Atas kejadian yang menimbulkan korban warga sekitar, Andita menyatakan pihak perusahaan bertanggung jawab terhadap seluruh biaya pengobatan korban hingga kompensasi yang akan diberikan.

"Kami bertanggung jawab dan menanggung seluruh biaya perawatan medis. Ada 7 orang warga yang terdampak untuk mendapatkan penanganan di Rumah Sakit Petrokimia Gresik. 6 orang di antaranya kemarin sudah dipulangkan, tapi masih ada satu orang perempuan usia 17 tahun yang masih dirawat untuk diobservasi," tandasnya.

Ditambahkan Andita, pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan terkait insiden sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama warga terdampak saat dilakukan pertemuan di Balai Desa Roomo pasca terjadi kebocoran.

"Untuk jumlahnya tengah dikoordinasikan, kita masih menunggu arahan dari pihak desa," jelasnya.

Menurut Andita, debu yang ditimbulkan dalam insiden kebocoran adalah perlite, sejenis silika berbentuk pasir, yang digunakan sebagai bahan isolasi atau insulation.

"Perlite itu seperti pasir silika dan debu biasa. Tidak berbahaya, kalau terhirup bisa menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan atau jadi iritasi," tandasnya. (hud/rev)

Read Entire Article
Kabar berita |