Influencer WHV Indonesia Hanya Bahas Penghasilan, Berpotensi Menyesatkan

13 hours ago 7

Influencer WHV Indonesia Hanya Bahas Penghasilan, Berpotensi Menyesatkan

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Realita kehidupan dan pekerjaan di Australia tidak selalu seindah yang ditampilkan di media sosial. (ABC News: Jarrod Fankhauser)

Catherine, yang dulunya bekerja sebagai apoteker di Indonesia, melihat peluang untuk bekerja di Australia dengan menggunakan Work and Holiday Visa (WHV).

Sebelum tiba di Perth, ia sempat melihat beberapa konten di TikTok dan Instagram yang menggambarkan kehidupan di Australia.

"Terlihatnya gampang dalam kerja satu tahun bisa mengumpulkan 1 miliar rupiah," katanya.

"Kayak, 'Wow, kita kerja di Indonesia butuh waktu bertahun-tahun ya untuk bisa mengumpulkan segitu'."

Catherine datang ke Australia karena ingin memperbaiki kondisi keuangannya, sekaligus merasakan hidup di luar negeri.

Ia mengaku harapannya ini tidak lepas dari narasi yang dibangun para peserta WHV yang membuat konten.

Tapi apa yang dirasakannya tidak sesuai harapan, ketika ia tiba di Perth awal tahun lalu.

Setelah tiba di Australia, Catherine bekerja sebagai 'cleaner' yang tugasnya bersih-bersih, sebelum bekerja di bidang 'housekeeping' dan retail.

Sejumlah peserta Working and Holiday Visa (WHV) asal Indonesia dengan ratusan ribu pengikut seringkali hanya membahas enaknya hidup di Australia, tapi tidak membahas sisi lain seperti upah minimum dan mahalnya biaya hidup

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
Kabar berita |