jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira merilis prediksi, kerugian ekonomi di Aceh, Sumatra Barat dan Sumatra Utara.
Adapun terjadi banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat. Setidaknya per (7/12) 940 orang meninggal dunia akibat bencana alam tersebut.
"Secara spesifik Provinsi Aceh diproyeksi menderita kerugian Rp 2,2 triliun. Sumatera Utara diproyeksi kehilangan Rp 2,7 triliun dan Sumatera Barat Rp 2,1 triliun," ujar Bhima dalam keterangannya, Selasa (9/12).
Bhima menyebut bencana alam di Pulau Sumatra ini dipicu oleh ulah manusia, yakni penebangan pohon dan alih fungsi lahan.
Karena itu dia menyesalkan, akibat deforestasi itu Aceh harus menanggung beban ekonomi yang cukup besar.
"Bencana ekologis dipicu oleh alih fungsi lahan karena deforestasi sawit dan pertambangan. Sementara sumbangan dari tambang dan sawit bagi provinsi Aceh misalnya tak sebanding dengan kerugian akibat bencana yang ditimbulkan," katanya.
Celios mendesak moratorium segera izin tambang dan perluasan kebun sawit. Kata Bhima, sudah waktunya beralih ke ekonomi yang lebih berkelanjutan, ekonomi restoratif.
"Tanpa perubahan struktur ekonomi, bencana ekologis akan berulang dengan kerugian ekonomi yang jauh lebih besar," bebernya.





















































