jpnn.com, JAKARTA - Direktur Ekonomi Digital CELIOS, Nailul Huda menilai perkembangan ekonomi kreatif (ekraf) Indonesia saat ini berjalan beriringan dengan kemajuan teknologi digital serta perubahan struktur demografi.
Pihaknya menyoroti kinerja positif sektor yang mampu mencatatkan angka pertumbuhan melampaui rata-rata nasional tersebut.
Berdasarkan data BPS, Produk Domestik Bruto (PDB) ekraf diketahui tumbuh sebesar 5,69 persen, dengan nilai ekspor mencapai USD 12,89 miliar, melampaui target tahun 2025.
“Dengan pertumbuhan mencapai 5,69 persen, kinerja ekonomi kreatif berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional," ungkap Nailul, dalam agenda Prasasti Insight, Selasa (30/12).
Menurutnya, kontribusi ekonomi kreatif saat ini masih didominasi subsektor kuliner, fesyen, dan kriya.
Kondisi tersebut dinilai menjadi pijakan awal untuk mendorong pengembangan subsektor lain yang bernilai tambah tinggi.
Nailul menilai, subsektor seperti film dan musik juga memiliki potensi yang besar, seiring menguatnya peran platform digital serta layanan over-the-top (OTT) sebagai saluran distribusi dan monetisasi.
“Penguatan subsektor ini menjadi penting agar struktur ekonomi kreatif semakin seimbang dan berdaya saing," tuturnya.





















































