jatim.jpnn.com, SURABAYA - Di usia 80 tahun, langkah Elina Widjajanti tak lagi sekuat dulu. Namun pagi itu, Selasa (30/12), wanita lansia tersebut tetap berusaha berdiri tegak saat menatap puing-puing tempat tinggalnya yang pernah dia rawat selama puluhan tahun.
Rumahnya yang terletak di Jalan Dukuh Kuwukan, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Surabaya itu dulu menjadi ruang kenangan dari tawa keluarga hingga benda-benda warisan kini tinggal dataran kosong.
“Minta dikembalikan, seperti asal lah. Surat-surat. Surat tanah, sertifikat, kendaraan, lemari,” ucap Elina perlahan.
Suaranya nyaris tenggelam oleh angin, tapi harapannya justru terlihat paling jelas, dia ingin semuanya kembali seperti semula.
Sudah belasan tahun dia hidup di rumah kecil di Dukuh Kuwukan itu. Setiap sudut menyimpan cerita kakaknya, Elisa Irawati, yang meninggal pada 2017.
Di rumah itulah Elina menjalani hari-harinya sebagai ahli waris. Kini, yang tersisa hanya tanah rata dan serpihan kayu yang sudah tak mampu menceritakan masa lalu.
“Ya sedih,” katanya.
Hanya dua kata yang dia ucapkan, namun cukup untuk menggambarkan patah hatinya.


















































