jpnn.com - Bukan baru sekarang ini menantu Pak Iskan itu kesakitan (lihat Disway: Empati Wanita). Pun delapan tahun lalu. Yakni ketika operasi lutut kanan. Tempurung kanan diganti made in Germany.
Itulah salah satu yang membuat menantu Pak Iskan itu tidak pernah mau lagi operasi yang kiri. Dia tahu sakitnya seperti apa.
Azrul Ananda usai menjalani operasi lutut bersama ibunya.--
Akan tetapi kian tahun lutut kiri itu kian sakit. Sampai pincang. Meringis. Kesakitan. Tiap hari menahan ngilu. Ketika Perusuh Disway kumpul di DIC Farm, dia hanya bisa masak lima jenis menu. Itu pun sambil menahan nyeri tiada henti.
Sebenarnya, enam bulan lalu, dia sudah termakan rayuan suaminyi: mau operasi yang kiri. Dia tahu, meski operasi yang kanan dulu sakitnya bukan main, tetapi akhirnya berhasil.
Ketika yang kiri mulai sakit, yang kanan itu jadi andalan. Apalagi ketika yang kiri kian parah.
Saat lutut kanan dioperasi dulu, sebenarnya yang kiri juga sudah sakit. Tetapi masih level dua. Tunggu menjadi level tiga atau empat. Begitu sakitnya mencapai level empat mau tidak mau harus operasi.
Akan tetapi dia mencoba bertahan. Tunggu sampai level lima --padahal tidak ada istilah level lima dalam ilmu kedokteran orthopedi.

.jpeg)



















































