jpnn.com, TOMOHON - PT Pertamina dan PLN melakukan kolaborasi dalam pengembangan energi panas bumi memasuki tahap baru.
Melalui afiliasinya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) yang berkonsorsium dengan PT PLN Indonesia Power (PLN IP), resmi mencapai kesepakatan tarif Listrik bersama PT PLN (Persero) untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu Bottoming Unit berkapasitas 30 megawatt (MW).
Ulubelu Bottoming Unit adalah proyek pembangkit listrik panas bumi berbasis teknologi binary pertama yang dikembangkan bersama oleh PGE dan PLN IP di wilayah kerja eksisting PGE Ulubelu.
Proyek ini memanfaatkan teknologi co-generation untuk mengoptimalkan energi panas sisa, sekaligus menjadi bagian dari tahapan pengadaan Independent Power Producer (IPP) di PLN.
Pengembangan ini juga mendukung strategi PGE dalam mencapai target kapasitas terpasang 1 gigawatt (GW) dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Direktur Eksplorasi & Pengembangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Edwil Suzandi mengatakan kesepakatan tarif listrik ini menjadi langkah signifikan bagi kerja sama antara PGE dan PLN IP tersebut yang akan dilanjutkan dengan proses pendirian joint venture, pengadaan EPCC, dan PPA yang percepatan prosesnya secara simultan akan dilakukan pada Januari 2026.
“Transisi energi nasional perlu didorong secara konsisten melalui optimalisasi pemanfaatan energi bersih dan andal yang tersedia di dalam negeri. Sinergi PGE dengan PLN Indonesia Power dalam pengembangan Ulubelu Bottoming Unit diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi di proyek bottoming di wilayah kerja eksisting PGE lainnya, seperti Lahendong di Sulawesi Utara dan Lumut Balai di Sumatera Selatan," ujarnya.
"Ini merupakan kontribusi nyata PGE dalam memperkuat ekosistem transisi energi sekaligus ketahanan energi nasional,” Edwil.





















































