bali.jpnn.com, DENPASAR - Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKAPMI) Bali, Institut Sains dan Teknologi Nahdlatul Ulama (ITSNUBA) Bali dan Rebo Ijo Wisanggeni (RIWG) sepakat membentuk Satuan tugas (Satgas) Siaga Lingkungan (SIGALI).
Launching Satgas SIGALI ini ditandai dengan diskusi publik bertajuk "Mengolah Sampah dari Dapur: Solusi Bali Bebas Sampah", yang berlangsung di aula Kampus ISTNUBA Denpasar, Sabtu (20/12).
Karya besar Satgas SIGALIi setelah launching adalah merilis Inovasi Olah Sampah Tuntas (OSAMTU).
Upaya ini menjawab kekhawatiran masyarakat Bali terhadap pengelolaan sampah berbasis sumber yang didengungkan pemerintah daerah.
"Inovasi (Osamtu) melalui gerakan SIPURBIS (Sisa Dapur Habis) ini tidak menggantikan teknologi lainnya (eco enzyme, komposter, maggot, dan teba modern) yang sudah ada, "ujar mitra teknis dari Komunitas RIWG Eko Martono.
Justru, kata Eko, inovasi teknologi OSAMTU ini dinilai mampu membantu efektif dalam upaya mengoptimalkan peran Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R) lingkup rumah tangga.
"Sederhannya, OSAMTU ini menitip sampah tanpa masalah, mengurangi beban kerja di TPS3R.
Dari sini sampah sisa dapur diolah menjadi berkah karena bisa menghasilkan nilai ekonomi," kata Eko Martono.


















































