jpnn.com, JAKARTA - Universitas Gunadarma kembali memperkenalkan inovasi terbaru di bidang kecerdasan buatan dan sport technology melalui peluncuran Robot Catur Cerdas Tartakower.
Robot ini dikembangkan dengan mereplikasi gaya bermain maestro catur dunia, Savielly Tartakower, termasuk pembukaan andalannya Queen’s Gambit Declined yang kerap digunakan pecatur top seperti Garry Kasparov dan Anatoly Karpov.
Robot Catur Tartakower dilengkapi berbagai fitur modern, mulai dari kemampuan mendeteksi langkah ilegal, modul pembukaan Queen’s Gambit Declined, hingga integrasi dengan Digital Game Technology (DGT) Chess Board untuk pencatatan langkah secara real-time.
Rektor Universitas Gunadarma Prof. E.S. Margianti mengatakan pengembangan robot catur cerdas merupakan bagian dari komitmen kampus dalam menghadirkan teknologi yang dapat berkontribusi bagi pembelajaran dan perkembangan olahraga catur di Indonesia.
“Melalui inovasi ini, kami berharap semakin banyak pecatur muda yang dapat memanfaatkan teknologi dalam proses latihan dan analisis permainan,” kata Prof. Margianti melalui keterangan tertulis, Senin (8/12).
Robot Tartakower menjadi produk ketiga yang dikembangkan Gunadarma setelah Robot Catur Bogoljubov dan Robot Catur Capablanca. Di antara keduanya, Robot Bogoljubov telah diuji tanding melawan sejumlah pecatur nasional.
Beberapa di antaranya bahkan berstatus Grand Master (GM), seperti Susanto Megaranto (Elo rating 2476) yang bermain remis, serta Novendra Priasmoro (Elo rating 2394) yang mencatat satu kekalahan dan satu remis melawan robot tersebut.
"Rekam jejak tersebut menjadi bukti bahwa sistem dan algoritma yang digunakan mampu bersaing di level kompetitif," ujar Prof. Margianti.





















































