Datangi 5 Tempat Perjuangan KH M Yusuf Hasyim, Prof Usep: Ini Dahsyat, Perkuat Kepahlawanan Pak Ud

5 hours ago 6
 Ini Dahsyat, Perkuat Kepahlawanan Pak Ud Prof Dr Usep Abdul Matin, MA dan rombongan saat tahlil di maqbarah KH M Yusuf Hasyim di Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, Sabtu (4/7/2025). Pembacaan tahlil itu dipimpin Syaikh Ahmad Muhammad Mabruk. Foto: bangsaonline

JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pahlawan (TP2GP) Prof Dr Usep Abdul Matin, MA, menyusuri jejak perjuangan KH Muhammad Yusuf Hasyim – akrab dipanggil Pak Ud - di kawasan Jombang dan Mojokerto Jawa Timur, Sabtu (5/7/2025). Guru Besar sejarah dan peradaban Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu mendatangi lima tempat bersejarah jejak perjuangan Pak Ud untuk melakukan verifikasi faktual terkait pencalonan KH Muhammad Yusuf Hasyim sebagai pahlawan nasional.

Apa hasil temuannya? “Ternyata perjuangan Pak Ud di daerah pedalaman. Tempat-tempat perjuangan Pak Ud selalu dekat sungai. Ini semakin memperkuat data, karena basis kekuatan Belanda memang selalu berada di kawasan sungai. Di negara Belanda juga banyak sungai, setiap tempat atau kawasan itu selalu ada sungai,” kata Prof Usep Abdul Matin kepada BANGSAONLINE di sela-sela menyusuri jejak dan tempat perjuangan Kiai Muhammad Yusuf Hasyim, Sabtu (5/7/2025).

Menurut Prof Usep, temuan atau hasil verifiksi ini semakin memperkuat sejarah perjuangan dan kepahlawanan Kiai Muhammad Yusuf Hasyim. 

“Ini dahsyat. Hasil verifikasi ini makin memperkuat perjuangan dan  kepahlawanan Pak Ud,” kata Prof Usep.

Prof Dr Usep Abdul Matin, MA dan tim saat di Pondok Pesantren Al Mahfudz Seblak. Foto: bangsaonline

Prof Usep turun ke tempat-tempat bekas perjuangan Pak Ud didampingi Syaikh Ahmad Muhammad Mabruk asal Mesir, Gibran (TP2GP), Yahya (tim pengumpul data), M. Mas’ud Adnan, alumnus Pesantren Tebuireng dan Rahmat, mahasiswa Universitas KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto. 

Sementara yang menjadi penunjuk jalan adalah Mukani (panitia) dan dua santri Pesantren Tebuireng.

Prof Usep dan tim berangkat dari Surabaya sekitar pukul 7.00 pagi. Prof Usep tiba di Pesantren Tebuireng sekitar pukul 8.30 WIB. 

Prof Usep dan tiim disambut KH Muhammad Riza Yusuf (Gus Riza), putra KH M Yusuf Hasyim dan Dr Anang, salah seorang tim atau panitia pengusulan KH Muhammad Yusuf Hasyim.

Prof Usep dan tim diterima Gus Riza di ndalem kasepuhan Pesantren Tebuireng. Setelah itu langsung ke maqbarah KH Muhammad Yusuf Hasyim. Di pusara putra Hadratussyaikh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy’ari itu, Prof Usep dan tim membaca tahlil dan doa yang dipimpin Syaikh Ahmad Muhammad Mabruk.

Prof Dr Usep Abdul Matin, MA dan tim ketika di Ngelaban. Foto: bangsaonline.

Kiai Asep dan tim kemudian menaburkan bunga yang sudah disiapkan panitia. Usai tabur bunga Prof Usep dan tim geser ke  maqbarah Hadratussyaikh, KH Abdul Wahid Hasyim dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Di tiga maqbarah para ulama sekaligus pejuang kemerdekaan dan Presiden RI itu Prof Usep dan tim memanjatkan doa sekaligus tabu bunga.

Dari Pesantren Tebuireng Prof Usep dan tim yang ditemani Gus Riza menuju Museum Islam Indonesia KH M Hasyim Asy’ari. Di museum yang banyak dikunjungi pelajar dan mahasiswa itu Prof Usep dan tim diantar oleh tour guide museum untuk melihat berbagai artefak atau benda-benda bersejarah yang pernah dipakai oleh Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari. Antara lain tongkat, jubah, logo NU awal berdiri, kutipan narasi yang pernah disampaikan Hadratussyaikh dan lainnya.

Juga ada gambar KH A Wahab Hasbullah, KH Bisri Sansyuri, Bung Tomo, disamping gambar Hadratusssyaikh. Di lantai dua terpampang sejarah Islam pertaman ke Indonesia, disamping perkembangan Islam di berbagai daerah, seperti Aceh, Gresik, Kalimantan dan lainnya.

M. Mas'ud Adnan di rumah yang menjadi tempat penyerahan kekuasaan Kesamben dari garis van Mook Mojokerto ke Jombang. Foto: bangsaonline

Prof Usep dan tim kemudian menuju Pondok Pesantren Al Mahfud Seblak yang jaraknya sekitar 500 meter dari Pesantren Tebuireng. Dulu dusun Seblak masuk Desa Cukir, kini masuk Desa Kewaron. Di Cukir inilah salah satu basis perjuangan Pak Ud, baik sebagai laskar Hizbullah maupun TNI. Dan di Cukir ini pula Kiai Yusuf Hasyim sempat menyergap mata-mata tentara Belanda.

Desa Cukir sangat strategis karena merupakan salah satu pusat ekonomi. Sekitar 600 meter dari Pesantren Tebuireng berdiri tegak pabrik gula sejak pemerintahan Hindia Belanda. Pabrik gula itu sampai sekarang akftif dan produktif.

Prof Usep dan tim kemudian menuju Ngelaban, Kecamatan Diwek. Di tempat ini masih berdiri mushalla yang dulu pernah menjadi markas Hizbullah.

Prof Usep dan tim lalu bergerak ke Banjaranyar, Sumber Agung, Peterongan Jombang.

“Dulu Kolonel Infanteri Soengkono menginstuksikan agar semua pasukan yang berada di wilayah kekuasaan garis van Mook (pemerintah Hindia Belanda) menarik diri keluar, dan berkumpul di Dusun Banjaranyar, Desa Sumber Agung, Peterongan,” kata Prof Usep.

Menurut Prof Usep, instruksi itu juga berlaku pada KH M Yusuf Hasyim. “Ini memang atas keberhasilan Pak Ud dalam perang melawan agresi militer I dan II sehingga Pak Ud diamanati menjadi Komandan Kompi Bataliyon 519 di Tuban Jawa Timur,” kata Prof Usep.

Penarikan pasukan ini, ungkap Prof Usep, bertujuan agar semua pasukan bataliyon menggunakan kesempatan gencatan senjata untuk mengadakan konsolidasi dan menata kembali formasi bataliyon sesuai dengan instruksi Kolonel Infanteri Soengkono.

“Jadi tempat ini (Banjaranyar) sangat strategis dan menjadi salah satu bukti kesuksesan Pak Ud dalam mengamankan Jombang,” kata Prof Usep.

Dari Banjaranyar Prof Usep dan tim kemudian menuju Kesamben. Di Kesamben ini Prof Usep menyaksikan rumah berarsitektur Belanda yang masih kokoh. Di rumah itu tertulis “Tempat serah terima peralihan kekuasaan Kesamben dari garis van Mook Mojokerto ke Jombang.”

“Yang menerima penyerahan kekuasaan itu Pak Kiai Yusuf Hasyim sendiri,” kata penjaga rumah yang mengaku ditugasi Kiai Muhammad Yusuf Hasyim untuk menjaga rumah tersebut kepada Prof Usep.

Penjaga rumah itu mengaku banyak mendapat cerita dari Kiai Muhammad Yusuf Hasyim tentang riwayat rumah tersebut. “Saat memberi penjelasan Kiai Yusuf Hasyim berdiri di situ,” katanya sembari menunjuk tiang bendera merah putih yang berdiri di halaman rumah tersebut.

Di Kesamben inilah Prof Usep semakin yakin dan menemukan korelasi faktual perjuangan Kiai Muhammad Yusuf Hasyim. “Ternyata dekat sungai. Ini semakin memperkuat perjuangan dan kepahlawan Pak Ud karena semua aktivitas perang Belanda memang selalu berbasis sungai,” kata Prof Usep.

Karena itu Prof Usep minta diantar ke sungai yang letaknya tak jauh dari rumah yang penuh sejarah tersebut. Sungai itu cukup besar dan airnya jernih. Pantauan BANGSAONLNE, sungai itu memang berada persis di titik perbatasan Jombang dan Mojokerto. Bahkan di pinggir sungai itu ada tugu kecil bertulis: Batas Kabupaten Jombang-Mojokerto.

Yang menarik, sungai itu masih menjadi sarana transportasi tradisional masyarakat sekitar. Ada beberapa perahu bermesin diesel hilir mudik memuat penumpang dan sepeda motor.

Dari Kesamben, rombongan Prof Usep menuju Dusun Pojok Desa Gambiran Kecamatan Mojoagung Mojokerto. Tepatnya kantor Polsek Mojoagung.

“Dulu Markas Pojok itu lokasi pertahanan (garis depan) yagn ditempati bataliyon Condromowo dalam mempertahankan dilayah Republik Indonesia dari kemungkinan peberobosan tentara Belanda dari arah Mojokerto lewat Brangkal Sooko,” kata Mukani yang mengantar Prof Usep dan tim.

Lalu apa peran Kiai Muhammad Yusuf Hasyim dalam peristiwa di Mojoagung itu? “Beliau salah satu komandan Kompi dalam Bataliyon Condromowo yang mempertahankan kekuasaan Republik Indonesia sekaligus merebut garis van Mook di Mojoagung,” tambah Mukani merujuk pada buku sejarah Laskar Hizbullah yang sangat tebal.

Yang menarik, lokasi jejak perjuangan Kiai Muhammad Yusuf Hasyim di Dusun Pojok Desa Gambiran Kecamatan Mojoagung juga dekat dengan sungai. Yaitu sungai Brangkal. Karena itu Prof Usep minta tim untuk memfoto sungai Brangkal, yang letaknya tak jauh dari Polsek Mojoagung.

“Pak Ud benar-benar seorang pejuang hebat dan luar biasa. Data verifikasi ini sangat dahsyat. Ini semakin memperkuat Pak Ud sebagai pejuang dan pahlawan,” tutur Prof Usep.  

Read Entire Article
Kabar berita |