
BANGSAONLINE.com - Candi Arjuna merupakan peninggalan sejarah peradaban Hindu yang terletak di Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. Bangunan Candi Arjuna bersandingan dengan Candi Semar, dan masuk dalam Kawasan Wisata Kompleks yang meliputi Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra.
Mengutip dari laman Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara, candi ini diperkirakan sebagai candi tertua yang dibangun pada abad 8 Masehi oleh Dinasti Sanjaya dari Mataram Kuno. Candi Arjuna dibangun untuk persembahyangan umat Hindu di masa Mataram Kuno Wangsa Sanjaya. Sementara Candi Semar sebagai candi perwara atau pelengkap dari Candi Arjuna.
Percandian di Dieng menjadi bukti penyebaran agama Hindu tertua di pulau Jawa. Hal ini ditunjukkan dengan penemuan salah satu prasasti di sekitar Candi Arjuna, di mana dalam prasasti tersebut, tertulis tahun 731 Caka atau sekitar tahun 808 Masehi dengan menggunakan aksara Jawa kuno dan diperkirakan sebagai prasasti tertua dengan tulisan Jawa kuno.
Dari situ, para ilmuwan menyimpulkan bahwa Candi Arjuna dibangun pada pemerintahan raja-raja Wangsa Sanjaya. Di sekitar kawasan Candi Arjuna juga ditemukan Arca Dewa Syiwa yang saat ini di simpan di Museum Nasional Jakarta.
Terkait nama Candi Arjuna, hingga saat ini belum ada yang benar-benar tahu apa nama asli dari tersebut. Salah satu warga lokal yang bekerja sebagai pemandu wisata wilayah Dieng menyebutkan bahwa nama Candi Arjuna dinamakan oleh warga sekitar.
"Sampai sekarang tidak ada yang tahu nama asli candi ini, nama (Candi Arjuna) tersebut dari masyarakat sekitar sini, masyarakat sekitar masih mengaitkan dengan pewayangan," terangnya.
"Banyak tipe candi yang ditemukan di Dataran Tinggi Dieng, ada sekitar 400-an situs yang ditemukan, tapi tidak semua dalam kondisi utuh, hal itu dikarenakan Dieng dulu agamanya hindu," imbunya.
Dalam sejarahnya, Dataran Tinggi Dieng sempat digunakan sebagai pusat religi umat Hindu. Bahkan yang di Dieng hanya kasta tertinggi, yakni Brahmana dan Ksatria.
"Saat ini Dieng mayoritasnya Muslim atau bahkan gak ada Hindunya, karena waktu penyebaran Islam masuk ke tanah Jawa dan ke Dieng, orang Hindu yang tidak berkenan masuk Islam memilih untuk berpindah ke beberapa tempat, salah satunya di Candi Gedong Songo, ke Bromo, hingga ke Bali. Sedangkan orang yang mau masuk Islam memilih untuk tetap di Dieng," papar pemandu wisata tersebut.
"Makanya ada dua versi agama Hindu sampai sekarang, yaitu Hindu asli Bali dan Hindu Jawa, kalau Hindu asli Bali kalau meninggal jenazahnya ditaruh di bawah pohon. Tapi kalau Hindu Jawa sudah upacara pembakaran jenazah," pungkasnya.
Terkait penemuan kompleks candi di Dieng, khususnya Candi Arjuna, pertama kali ditemukan pada abad ke-19, tahun 1814. Ditemukan oleh tentara Belanda bernama Thedorf Van Elf. Saat ditemukan, Candi Arjuna masih tergenang air. Baru setelah 40 tahun kemudian, upaya pemeliharaan Candi Arjuna di lakukan. Pemeliharaan ini dimulai dengan mengeringkan air telaga di Dieng oleh HC. Cornelius yang berkebangsaan Inggris, pada tahun 1856, dan dilanjutkan oleh J. Van Kirnsberg berkebangsaan Belanda dengan dibantu oleh pemerintahan Hindia-Belanda saat itu.
Setelah upaya pengeringan telaga dan juga pembersihan selesai, Kemudian Van Kirnsberg mengambil beberapa gambar dan juga catatan mengenai candi Arjuna pada awal penemuan. (msn)