Inflasi Kota Kediri Stabil Saat Lebaran, BPS Catat Beberapa Komoditas Pendorong dan Penghambat

9 hours ago 5
Inflasi Kota Kediri Stabil Saat Lebaran, BPS Catat Beberapa Komoditas Pendorong dan Penghambat Kepala Bagian Administrasi Perekonomian, Tetuko Erwin Sukarno.

KOTA KEDIRI,BANGSAONLINE.com - Tingkat inflasi Kota Kediri pada bulan April, setelah hari raya Idulfitri berakhir, masih berada pada kondisi stabil dan terkendali. 

Hal ini disampaikan Emil Wahyudiono, Kepala BPS Kota Kediri dalam Press Release Berita Resmi Statistik secara daring, beberapa waktu lalu.

Emil menyebut, inflasi month-to-month (m-to-m) Kota Kediri pada bulan April sebesar 1,33 persen, inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 1,23 persen dan inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,20 persen.

Menurut Emil, pihaknya merangkum catatan peristiwa selama bulan itu yang berpengaruh terhadap kenaikan harga beberapa komoditas, di antaranya terdapat beberapa barang yang mengalami kenaikan harga, seperti: sepeda motor, mobil, kelapa, santan jadi, bawang merah, tomat, tarif angkutan angkutan kota dan udara.

“Kenaikan harga kelapa dan santan instan bisa terjadi akibat imbas ekspor ke China, sehingga pasokan di kalangan konsumen menjadi berkurang juga pasokan untuk mensuplai industri santan instan,” terangnya.

Selanjutnya, terdapat pula komoditas yang mengalami penurunan harga, seperti: daging ayam ras, cabai rawit, telur ayam ras, beras, dan tarif pulsa ponsel. 

Menurut paparan Emil, penurunan tarif pulsa terjadi akibat kebijakan yang dilakukan Kementerian Komdigi yang menurunkan tarif pulsa selama Bulan Maret hingga April untuk memfasilitasi pemudik dalam berkomunikasi.

Emil mengemukakan ada beberapa komoditas yang menyumbang dan menghambat inflasi, sebagai berikut. Komoditas penyumbang inflasi: tarif listrik sebesar 1,43 persen; emas perhiasan sebesar 0,21 persen; kelapa sebesar 0,09 persen; angkutan udara dan sawi hijau sebesar 0,03 persen; santan jadi, bawang merah, dan tomat sebesar 0,02 persen; sepeda motor, kangkung, angkutan antar kota, mobil, ketupat/lontong sayur masing-masing sebesar 0,01 persen.

Sementara itu komoditas penghambat inflasi: daging ayam ras sebesar -0,22 persen; cabai rawit sebesar -0,19 persen; telur ayam ras sebesar -0,06 persen; cabai merah dan semangka sebesar -0,03 persen; bensin, beras, terong, jeruk, tarif pulsa ponsel masing-masing sebesar -0,02 persen; wortel, jagug manis, dan melon masing-masing sebesar -0,01 persen.

“Kami juga mengamati beberapa hal yang patut diwaspadai pada Bulan Mei, di antaranya tarif pulsa ponsel yang kembali ke tarif semula setelah lebaran. Lalu, terdapat peningkatan produksi atau panen raya beras yang imbasnya masih bisa kita rasakan hingga Bulan Mei nanti,” ucap Emil.

Selanjutnya terjadi penurunan stok pada kelapa dan santan instan akibat ekspor kelapa ke China sehingga stoknya belum normal. 

Di bulan tersebut juga terjadi dua kali libur panjang yang berpotensi terjadi inflasi pada angkutan antar kota dan udara. Menyikapi hal tersebut, Emil mengimbau kepada masyarakat agar tidak panic buying dan tetap berbelanja secara bijak.

Sementara itu, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian, Tetuko Erwin Sukarno, menyampaikan bahwa Bulan April merupakan masa terakhir dampak kembalinya tarif listrik ke harga normal.

"Meskipun diskon 50% tarif listrik berlaku di Bulan Januari dan Februari, namun konsumen pengguna listrik pasca bayar baru mengalami kenaikan pembayaran di awal Bulan April, sehingga kembalinya tarif ke harga normal ini berakibat pada inflasi bulanan" terangnya.

Menurut Erwin, Kota Kediri menjadi daerah dengan inflasi month to month tertinggi di Jawa Timur pada Bulan April ini.

Hal ini disebabkan karena warga Kota Kediri sesuai survey biaya hidup (SBH) yang dilaksanakan BPS tahun 2022 secara umum memiliki proporsi belanja biaya listrik yang tertinggi di Jawa Timur jika dibandingkan dengan kota-kota yang diukur Indeks Harga Konsumen (IHK), rata-rata warga Kota Kediri memiliki proporsi pengeluaran untuk membayar biaya listrik sebesar 5,2% dari total belanja bulanan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Secara umum sebenarnya faktor pendorong Inflasi terbesar Bulan April hanya di tarif listrik, emas perhiasan yang harganya memang cenderung naik karena permintaan secara global, dan kelapa, sementara harga komoditas bahan pokok lainnya sedang turun harga karena berakhirnya lebaran" jelasnya.

Erwin menambahkan, fenomena turunnya tekanan inflasi setelah lebaran biasanya memang terjadi setiap tahun pada periode-periode sebelumnya.

"Konsumsi masyarakat yang mulai menurun seiring berakhirnya bulan Ramadhan dan lebaran merupakan fenomena tahunan," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa selama Bulan April sebagian besar komoditas bahan pokok seperti beras, daging ayam, telur dan cabai rawit yang biasanya mempengaruhi inflasi, pada bulan April kemarin sedang mengalami penurunan.

"Pemerintah Kota Kediri bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah atau TPID akan terus berupaya menjaga ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga bahan pokok, agar dapat meringankan beban masyarakat" tutupnya. (uji/van)

Read Entire Article
Kabar berita |