Menolak Madzhab, Haditsnya Harus Imam Bukhori, Gus Fahmi: Imam Bukhori Itu Pengikut Imam Syafi'i

1 day ago 9
 Imam Bukhori Itu Pengikut Imam Syafi Para alumni Pesantren secara bergiliran menyalami dan mencium tangan KH Fahmi Amrullah Hadzik (Gus Fahmi) seusai mengaji Kitab At-Tibyan karya Hadratussyaikh di kediaman M. Mas'ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE di Surabaya, Ahad (20/4/2025). Foto: bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Isi Kitab At-Tibyan karya Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari ternyata tetap aktual. Kali ini KH Fahmi Amrullah Hadzik (Gus Fahmi) membahas tentang pentingnya saling menghormati meski berbeda pendapat. Di bawah ini BANGSAONLINE kembali menurunkan tulisan tentang pengajian tersebut untuk seri kedua.

KH Fahmi Amrullah Hadzik (Gus Fahmi) menyatakan bahwa antara imam madzhab tak selalu sama pendapatnya. Bahkan banyak yang berbeda pendapat meski status mereka adalah guru dan murid atau kiai dan santri. Misalnya antara Imam Syafi’i dengan Imam Abu Hanifah (Hanafi) banyak berbeda pendapatnya. Padahal Imam Syafi’i berguru pada Imam Abu Hanifah.

Begitu juga antara Imam Ahmad Ibnu Hanbal dan Imam Syafi’ juga banyak yang berbeda pendapatnya.

“Jadi imam-imam (madzhab) itu tak semua sama pendapatnya,” ujar KH Fahmi Amrullah Hadzik (Gus Fahmi) mengulas isi Kitab At-Tibyan karya Hadratussyaikh di kediaman M. Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE di Surabaya, Ahad (20/4/2025).

Bahkan, menurut Gus Fahmi, perbedaan pendapat antar imam madzhab itu sangat banyak.

“Imam-imam madzhab itu berbeda pendapat dalam 14.000 masalah,” ujar Gus Fahmi yang sehari-harinya mendapat amanah sebagai Kepala Pondok Putri Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur.

Tapi semua imam madzhab itu, tutur Gus Fahmi, sepakat untuk saling menghormati. Tidak saling menyalahkan.

Gus Fahmi menjelaskan bahwa semua pengikut imam empat madzhab itu adalah Ahlussunnah wal Jamaah. Karena itu kita boleh mengikuti imam siapa saja dari empat madzhab itu.

“Ikut Imam Maliki boleh, Imam Hanafi silakan, Imam Syafii monggo, Imam Hambali tidak apa-apa. Yang penting rukun, tidak saling menyalahkan,” kata Gus Fahmi menjelentrehkan pemikiran Hadratussyaikh yang tertulis dalam Kitab At-Tibyan.

Menukil pendapat Hadratussyaikh, Gus Fahmi menegaskan bahwa kita harus bermadzhab.

“Tidak bisa mengatakan kita kembali kepada Al-Quran dan Hadits. Kalau kita tidak mengikuti ulama, bagaimana caranya memahami al-Quran,” tegas Ketua PCNU Jombang tersebut.

Gus Fahmi mencontohkan tentang shalat. Menurut dia, dalam Al Quran hanya ada perintah shalat. Tapi bagaimana cara shalat itu tidak ada penjelasannya.

“Tak ada cara shalat itu (dalam Al-Quran). Yang ada aqimis shalah. Dirikan shalat. Gak ada perintah, misalnya, berapa rakaat dan sebagainya. Gak ada. Kaifiyah shalat itu tak ada,” tegas Gus Fahmi.

Jadi, menurut Gus Fahmi, kita tak bisa memahami shalat jika tidak ikut para ulama.

Gus Fahmi heran terhadap orang yang menolak madzhab.

“Terus sampean memahami Al-Quran dan memahami Hadits itu dari mana, kalau bukan dari ulama,” tegas Gus Fahmi.

Ada orang yang menolak madzhab bilang, ya Haditsnya harus Hadits Imam Bukhori.

“Loh, sampean ngerti ta gak. Imam Bukhori itu muridnya Imam Syafii. Ini kan banyak orang yang gak tahu. Imam Bukhori itu ikut Imam Syafii. Syafi’iyah,” ungkap Gus Fahmi menjelaskan. (bersambung).

Read Entire Article
Kabar berita |