
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Gresik bersama PT Gresik Cipta Sejahtera (PT GCS) menanam 2.000 bibit mangrove jenis Rhizophora Mucronata di kawasan Banyu Urip Mangrove Center (BMC), Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Rabu (3/7/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Corporate Social and Environmental Responsibility (CSER) PT GCS sebagai bentuk nyata kepedulian perusahaan terhadap pelestarian lingkungan, khususnya di wilayah pesisir.
Wakil Ketua PII Cabang Gresik, Ali Yusa, menyampaikan bahwa mangrove adalah salah satu teknologi alami yang luar biasa.
"Akar-akarnya menahan abrasi, menyerap karbon, serta menjadi habitat bagi berbagai biota laut. Inilah bentuk rekayasa alami yang telah membantu insinyur dan masyarakat menjaga keseimbangan alam selama ribuan tahun. Ini sejalan dengan semangat kami di PII untuk terus mendorong praktik rekayasa yang berkelanjutan," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT GCS, Awang Djohan Bachtiar, menyatakan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan merupakan bagian dari komitmen jangka panjang perusahaan terhadap keberlanjutan lingkungan.
"Penanaman ini bukan hanya simbolis. Ini adalah langkah nyata dan kolektif yang melibatkan perusahaan, pemerintah, asosiasi profesi, serta masyarakat. Kami ingin memastikan bahwa sinergi dan kolaborasi ini terus berlanjut, sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kelestarian lingkungan," ujarnya.
Awang, sapaan akrab Awang Djohan Bachtiar, menambahkan bahwa GCS akan terus memperkuat kerja sama dengan PII dalam memperluas program pelestarian lingkungan, serta menjadikan berbagai inisiatif hijau sebagai bagian yang tak terpisahkan dari strategi bisnis berkelanjutan perusahaan.
Lebih lanjut, Awang menyampaikan bahwa perusahaan berkomitmen untuk menerapkan pendekatan kolaboratif dan berbasis ilmiah dalam setiap program lingkungan di seluruh wilayah operasi, guna memastikan dampak positif yang berkelanjutan bagi ekosistem dan masyarakat sekitar.
Muhgni, perwakilan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) BMC, menyampaikan bahwa sejak tahun 2001 telah menjadi bagian dari pengembangan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Banyuurip, sebuah inisiatif konservasi berbasis masyarakat yang kini menjadi ikon pelestarian mangrove di Kabupaten Gresik.
Saat ini terdapat 24 jenis mangrove yang telah tumbuh di kawasan BMC.
"Kami terus berupaya menambah keanekaragaman hayati mangrove di kawasan ini. Dukungan dari GCS sangat berarti dalam memperkuat peran serta masyarakat untuk menjaga dan mengembangkan BMC sebagai laboratorium alam dan ekowisata berbasis konservasi," ujarnya.
Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Gresik. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik, Sri Subaidah, turut hadir dalam kegiatan ini menyampaikan apresiasinya terhadap langkah PT GCS.
"Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada PT GCS atas kontribusinya terhadap pelestarian lingkungan, khususnya di wilayah pesisir Gresik. Mangrove memiliki peran penting dalam mengurangi risiko bencana, menjaga kualitas air, dan mendukung ketahanan iklim. Upaya seperti ini sangat kami dukung, apalagi jika dilakukan secara berkelanjutan," ujarnya.
Penanaman mangrove ini juga mencerminkan pentingnya pendekatan nature-based solutions (solusi berbasis alam) dalam dunia keteknikan dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Mangrove, sebagai “teknologi alami”, terbukti mampu mereduksi gelombang laut hingga 70-90%, menyerap karbon dalam jumlah besar, serta memulihkan tanah berlumpur yang kritis.
Bagi kalangan insinyur, ekosistem mangrove menjadi sumber inspirasi sekaligus bagian dari rekayasa ekologis (ecological engineering) yang mendukung pembangunan hijau. (hud/rev)