KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Jelang peringatan Hari Jadi ke-1221 pada 25 Meret 2025, Pemkab Kediri melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) menggelar tradisi pengambilan air yang disebut 'Sesuci Air' di 7 mata air.
Salah satunya digelar dengan upacara tradisi pengambilan air di Area Situs Adi Pati Panjer, Desa Panjer, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Kamis (27/2/2025).
Baca Juga: Urusi Surat-menyurat di Retreat Magelang, Bupati Kediri Bilang Begini
Pengambilan air di area Situs Adi Panjer ini, didahului dengan prosesi kirab 2 tumpeng sayuran dan buah-buahan. Tumpeng yang berisi sayur, buah-buahan itu, kemudian diperebutkan oleh warga yang telah menunggu di area Situs Adipati Panjer.
Prosesi ini melibatkan warga Panjer dan dihadiri oleh Forkopimcam Plosoklaten, dan pejabat dari Disparbud Kabupaten Kediri, serta Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Kediri, Imam Mubarok.
Kabid Kesenian Disparbud Kabupaten Kediri, Norvika Maharani, mengatakan bahwa pengambilan air dari 7 mata air ini memang tradisi yang selalu dilakukan menjelang peringatan Hari Jadi Kabupaten Kediri.
Baca Juga: Baru Dilantik, Mas Dhito Langsung Fokus Selesaikan Pembangunan 5 Tahun ke Depan
Ia menjelaskan, ketujuh mata air tersebut adalah Sendang Kamulyan, Desa Krecek, Kecamatan Badas; Sumber Kembangan, Desa Paron, Kecamatan Ngasem; mata air di Makam Gus Mik di Desa Ngadi, Kecamatan Mojo; Sumber Sugihwaras, Desa Dukuh, Kecamatan Ngadiluwih; air di area situs Adi Pati Panjer, Kecamatan Plosoklaten; Sendang Tirtokamandanu, Desa Menang, Kecamatan Pagu.
"Terakhir, air suci akan diambil di Harinjing, Desa Siman, Kecamatan Kepung, di mana lokasi ditemukannya Prasasti Harinjing sebagai cikal bakal kelahiran Kabupaten Kediri. Pengambil air suci dari 7 mata air ini dilakukan dalam rangka persiapan peringatan Hari Jadi Kabupaten Kediri ke 1221 pada 25 Maret 2025 nanti," paparnya.
Baca Juga: Bupati Kediri Sebut 4 Sektor ini Tidak akan Terkena Imbas Efisiensi
Penetapan Hari Jadi Kabupaten Kediri didasarkan kepada Prasasti Harinjing yang ditemukan pada 1916. Di sana tertulis kata Kadiri, dan dari situlah kata Kediri berasal.
Prasasti Harinjing kini disimpan di Museum Nasional Jakarta. Tulisan dalam Prasasti Harinjing secara umum berisi tentang pembebasan atas pajak dan iuran oleh Rakai Layang Dyah Tulodhong atau Raja Mataram Kuno kepada Bhagawanta Bari atas jasanya membuat tanggul di Sungai Harinjing, sehingga dapat menanggulangi banjir dan meningkatkan hasil pertanian.
Berkat jasanya, maka dianugerahkanlah Prasasti Harinjing pada 25 maret 804 masehi yang sekarang diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Kediri. (uji/mar)
Baca Juga: Jelang Pelantikan, Ini Pesan dan Harapan Mas Dhito Kepada Kepala OPD Pemkab Kediri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News