SAMPANG,BANGSAONLINE.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam BEM se-Sampang menggelar demo di gedung DPRD setempat, Kamis (30/1/2025).
Mereka menyuarakan keluhan para petani soal langka dan mahalnya harga pupuk
Baca Juga: Pemkab Sampang Raih Opini WTP ke-6 Kali Beruntun
Demo diwarnai kericuhan saat para mahasiswa berusaha merangsek masuk ke dalam gedung DPRD. Sebab, ketua DPRD Sampang tidak kunjung menemui massa pendemo.
"Kami datang ke DPRD sampang ini karena Pupuk di kabupaten sampang langka. Bahkan harganya melambung tinggi sehingga tidak dapat di jangkau petani," ujar salah satu orator, Hamdani.
Akibatnya, dorong-dorongan antara massa dengan polisi tidak terhindarkan. Orator pun langsung mengingatkan massa untuk mundur dan melakukan aksi dengan damai.
Baca Juga: Sidak ke Puskesmas Batulenger, Komisi IV DPRD Sampang Temukan Fakta Baru
"Kami menuntut DPRD ikut mengusut tuntas mafia pupuk, karena saat ini pupuk subsidi di Sampang langka dan harganya sudah melampaui HET, sehingga petani tidak mampu menebusnya," ucap, Hamadani.
"Dari temuan kami di bawah para petani harus membeli pupuk antara 150 sampai 180 ribu, Padahal HET harga eceran tertinggi) antara Rp 110 ribu dan Rp 115 ribu," imbuhnya.
Ia menemukan para petani harus membeli pupuk subsidi antara 150 sampai 180 ribu rupiah per karung. Padahal harga eceran tertinggi, antara 110 ribu dan 115 ribu rupiah per karung.
Baca Juga: Pemotongan Gaji GTT di Sampang, Ketua DPRD Minta Polisi Tetap Tangani Kasus Meski Laporan Dicabut
Sementara itu, Ketua DPRD Sampang Rudi Kurniawan menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatannya menemui massa pendemo.
Ia mengaku, sebelumnya menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Torjun.
"Kami dukung tuntutan para mahasiswa sesuai tugas pokok dan fungsi DPRD. Kami akan memanggil pihak terkait untuk mencari akar masalah terkait langka dan mahalnya pupuk subsidi di Sampang ini," ujarnya. (van)
Baca Juga: Dewan dan DPUPR Sampang Cek Kerusakan Embung di Kedungdung, Perbaikan Belum Bisa Dipastikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News