Tak Khawatirkan Deforestasi, Organisasi Lingkungan Sebut Prabowo Antisains

3 months ago 44

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia () memberikan respon negatif atas pidato yang disampaikan Presiden di acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional di Gedung , Menteng, Pusat, Senin (30/12/2024).

Dalam pidatonya, menyebut bahwa banyak negara lain yang membutuhkan , “Terutama mereka (negara lain, red.) sangat membutuhkan kita, ternyata jadi bahan strategis rupanya,” ucap Presiden RI tersebut.

Baca Juga: Presiden Prabowo Minta Vonis 50 Tahun Bagi Koruptor yang Rugikan Negara Triliunan

juga mengimbau agar instansi seperti bupati, gubernur, pejabat, hingga TNI dan Polri agar menjaga , karena itu merupakan aset negara.

Lebih jauh, mengatakan akan menambah luasan .

“Gak usah takut deforestasi, namanya ya pohon, ada daunnya, dia menyerap karbondioksida, dari mana kok kita dituduh yang mboten-mboten aja mereka itu,” tegas .

Baca Juga: Sebut Mahfud MD Orang Gagal, Habiburrakhman Banjir Kecaman, Bumerang Buat Prabowo

Di sisi lain, Greenpeace menyesalkan atas ungkapan yang disampaikan . Menurut organisasi yang bergerak di bidang lingkungan hidup tersebut, sawit merupakan tumbuhan monokultur (satu jenis tanaman). Sedangkan hutan lebih dari satu tanaman bahkan ratusan ribu tumbuhan.

“Itulah kenapa kita sebut Indonesia sebagai negara dengan terbesar, itu yang harus dijaga. Kalau semuanya dijadikan ladang sawit, maka hilanglah ini,” terang Iqbal Damanik, salah satu anggota Greenpeace, di postingan akun X @GreenpeaceID.

“Keanekaragaman hayati ini bukan hanya mamalia besar, serangga juga bagian dari . Bahkan dalam satu pohon besar bisa lebih dari ribuan biodiversity tinggal di situ. Jadi bukan semerta-merta dia hanya menghasilkan oksigen, orang hutan akan kesulitan tinggal di , karena dia () gak punya makanannya,” imbuhnya.

Baca Juga: Kementerian ATR/BPN Kenang Perjuangan Perempuan Indonesia di Peringatan Hari Ibu

Selain itu, menurut Greenpeace, dampak kerusakannya akan sangat luar biasa dan berpotensi terjadi cuaca ekstrem, gagal panen, suhu yang terus meningkat, hingga banjir.

Sependapat dengan Greenpeace, juga menyesalkan rencana yang akan membuka hutan untuk .

“Kok bisa sih pernyataan antisains ini keluar dari mulut seorang presiden. Padahal, 2022 lalu KLHK dengan tegas menyebut sawit bukan tanaman hutan,” tulis di akun X @walhinasional.

Baca Juga: Menteri ATR/BPN Pastikan Ketersediaan Tanah Terlantar Cukup untuk Mendukung Program 3 Juta Rumah

Oleh karena itu, kedua organisasi lingkungan tersebut berharap, mengkaji ulang atas rencananya yang akan membuka hutan seluas .

Bahkan Greenpeace menyebut, mimpi ketahanan pangan tidak akan bisa terwujud tanpa yang ada di hutan Indonesia.

“Yuk bisa yuk, belajar lagi dari pembantunya dan para pakar, mumpung belum 100 hari, biar jangan asal omon-omon,” pungkas Greenpeace. (msn)

Baca Juga: Dapat Ucapan Selamat, Ustadz Adi Hidayat Bantah Gantikan Gus Miftah Jadi Stafsus Presiden

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Kabar berita |