SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Tokoh pers nasional Dahlan Iskan dituding murtad. Padahal mantan Menteri BUMN itu baca dua kalimat syahadat sebanyak 9 kali dalam sehari-semalam.
“Ini kan aneh. Orang Islam dalam sehari semalam baca dua kalimat syahadat minimal 9 kali. Yaitu saat mereka salat subuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isyak. Termasuk Pak Dahlan Iskan itu kan salat,” kata M. Mas’ud Adnan kepada BANGSAONLINE, Sabtu (2/11/2024).
Baca Juga: Luncurkan Video Kampanye Bareng Dewa 19, Khofifah-Emil Kompak Nyanyikan Hidup adalah Perjuangan
Menurut Mas’ud Adnan, peristiwa Dahlan Iskan sama dengan peristiwa yang menimpa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
“Gus Dur dtuduh kafir, murtad dan bahkan dituduh pernah dibaptis,” kata Mas’ud Adnan dalam Podcast BANGSAONLINE lewat channel YouTube yang berjudul “Divonis Murtad, Siapa Dahlan Iskan Sebenarnya”. Video di Podcasr BANGSAONLINE itu kini telah beredar.
Tapi Gus Dur tak merespons atas tuduhan tak berdasar itu. “Meski demikian saat ditanya Gus Dur sempat menjawab dengan menukil Kitab Sullamut Taufiq, kitab yang membahas tentang Tauhid, Fiqh dan Akhlak atau Tasawuf,” kata Mas’ud Adnan sembari mengatakan bahwa kitab Sullamut Taufiq itu adalah kitab elementer, bukan kitab besar.
Baca Juga: Khofifah Pernah Jadi Bintang Senayan, Prof Kiai Asep: Cagub Paling Lengkap dan Berprestasi
“Kitab Sullamut Taufiq itu kitab dasar yang biasanya diajarkan di kampung-kampung atau di desa-desa yang pesertanya orang-orang orang awam tentang agama Islam," ujar Mas'ud.
“Gus Dur mengutip Hadits yang artinya, siapapun yang memvonis atau menuduh orang lain kafir, padahal orang yang dituduh itu masih baca syahadat, maka vonis kafir itu kembali kepada orang yang memvonis atau menuduh itu,” tambah Mas’ud Adnan.
Menurut Mas’ud Adnan, tampaknya Gus Dur sengaja menjawab tuduhan para takfiri dengan mengutip kitab kecil untuk menyindir mereka.
Baca Juga: Pemkab Resmi Ganti Beberapa Acara di Gelaran Jombang Fest 2024, Ini Alasannya
“Artinya, dalam kecil itu saja sudah ada penjelasan bahwa kita tak boleh sembarangan dan sembrono menuduh orang lain kafir. Apalagi di kitab-kitab besar. Lalu mereka mencap orang lain kafir pakai ajaran siapa, padahal Nabi Muhammad sangat melarang keras main tuduh kafir,” papar Mas’ud Adnan.
Alumnus Pesantren Tebuireng dan Pascasarjana Unair itu lalu merinci. “Saat salat subuh kita tahyat. Nah, saat tahyat itu kita pasti baca syahadat. Dalam salat subuh hanya ada satu tahyat, otomatis kita hanya baca satu kali syahadat,” tutur Mas’ud Adnan.
Pada siang hari, kata Mas’ud Adnan, kita salat dzuhur. “Dalam salat dzuhur ada dua tahyat. Yaitu tahyat awal dan tahyat akhir. Otomatis kita baca dua kali syahadat. Berarti kita sudah baca tiga kali syahadat,” katanya.
Baca Juga: Barisan Loyalis Gus Dur Lumajang Deklarasi Dukung Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2024
Begitu juga saat salat ashar yang empat rakaat. Berati baca dua kali syahadat, yaitu pada tahyat awal dan tahyat akhir. “Kita sudah lima kali baca syahadat,” tuturnya.
Lalu shalat maghrib. “Dalam salat maghrib kita salat tiga rakaat. Ada dua tahyat. Berarti kita baca syahadat lagi dua kali. Kita jumlah dengan syahadat pada subuh, dzuhur dan ashar. Sudah 7 kali kita baca syahadat,” kata Mas’ud Adnan.
Kemudian kita salat isyak. Empat rakaat. “Berarti kita baca dua kali syahadat. Kita jumlah lagi. Total 9 kali kita baca syahadat, sejak subuh hingga isyak. Pak Dahlan Iskan juga salat lima waktu. Berarti beliau baca syahadat 9 kali dalam sehari semalam. Masak begini ini kita hukumi murtad,” beber Mas'ud.
Baca Juga: Peringati Hari Jadi Kabupaten Pasuruan, Barikade Gus Dur Gelar Karnaval Akbar
Menurut Mas’ud Adnan, Dahlan Iskan sangat aktif salat lima waktu tiap hari.
“Bahkan tiap bulan suci Ramadlan Pak Dahlan bersama istrinya, Bu Nafsiah Dahlan, selalu umrah di tanah suci. Masak orang kayak gini kita hukumi murtad,” katanya.
“Padahal orang-orang yang menuduh murtad itu belum tentu tiap Ramadan ke Makkah,” tambahnya.
Baca Juga: Mengingat Kembali Deklarasi Ciganjur, Pentingnya Menjaga Konstitusi dan Kedaulatan Rakyat
Apalagi, kata Mas’ud Adnan, Dahlan Iskam saat ikut memikul tandu dewa itu ingat Kitab Arbain (kumpulan 40 Hadits Nabi Muhammad SAW).
“Salah satu Hadits itu adalah Innamal a’malu binniat. Yang artinya, setiap perbuatan tergantung niatnya. Berarti Pak Dahlan bisa memilah dan niatnya bukan ikut ibadah,” kata Mas’ud Adnan.
“Lha iya sudah begitu para takfiri itu masih ngotot mengkafirkan,” tambahnya.
Baca Juga: Kiai NU Bela Habaib, Air Susu Dibalas Air Tuba
Lalu bagaimana soal Dahlan Iskan mengaku jadi anggota dan jadi aktivis agama Budha Tzu Chi?
“Kan agama itu sudah jelas. Kata Pak Dahlan, agama itu tak ada sembahyangnya, gak ada doanya, bahkan gak ada tempat ibadahnya. Tapi hanya fokus pada membantu orang tak mampu. Berarti gak perlu mengubah keyakinan. Tapi cukup aktif dalam kegiatan sosial,” kata Mas’ud Adnan.
Menurut Mas’ud Adnan, seharusmya kita justru mengambil inspirasi dari kasus agama tersebut.
Baca Juga: Ziarah ke Makam Pendiri NU, Khofifah: Gus Dur dan Gus Sholah itu Guru Saya, Beliau Sosok Istimewa
“Sebab agama Islam sangat menekankan pentingya membantu orang. Kata Hadits Rasulullah, khairunnas ‘anfa’uhum linnas. Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain,” katanya.
Bahkan, kata Mas’ud, ada Hadits Kadal faqru ayyakuna kufron. “Bahwa kemiskinan dan kefakiraan itu bisa menyebabkan orang memilih jalan yang salah yaitu kekufuran. Jadi kalau kita ingin menangkal kekufuran kita harus banyak turun ke masyarakat miskin untuk membantu, memberi mermeka atau punya komitmen sosial yang tinggi, serta peduli pada anak yatim, anak-anak putus sekolah, tak mampu sekolah, fakir miskin dan sebagainya. Itulah yang disebut kesalehan sosial,” katanya.
“Jadi jangan tuding sana-tuding sini kafir, murad, tapi kita tak berbuat apa-apa. Itulah yang disebut pendusta agama oleh Surat Al-Ma’un ayat 1 hingga 3,” tegas Mas’ud Adnan. (*/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News