Peringati 10 November, Direktur YLBH Fajar Trilaksana Ajak Teladani Nilai Kepahlawanan

6 days ago 6

GRESIK,BANGSAONLINE.com - Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum () (FT), Andi Fajar Yulianto mengajak masyarakat memperingati 10 November dengan keteladanan berbudi luhur.

Menurutnya, keteladan seperti itu yang telah ditanamkan oleh para pahlawan dalam berjuang dan menjaga kemerdekaan.

Baca Juga: Peringati Hari Pahlawan 2024, Khofifah Sebut Tantangan Global Harus Diperjuangkan

"Tanggal 10 November momen , penting bagi bangsa Indonesia untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan. Bukan sekadar mengenang, juga menjadi sebuah momen yang tepat merefleksi diri, mengevaluasi dan bertanya pada diri sebagai warga negara, bukan tanya apa yang telah kita dapatkan dari bangsa negara ini, tapi mari kita tanya diri kita apa yang telah kita perbuat untuk bangsa dan negara yang kita cintai. Mari kita sambut Hari Pahlwan ini dengan keteladanan berbudi luhur seperti yang diajarkan oleh para pejuang," ucap Fajar kepada BANGSAONLINE, Minggu (10/11/2024).

menurut Fajar adalah momen untuk merenungkan semangat perjuangan para pahlawan yang telah mempertaruhkan harta benda hingga jiwa raganya di masa perjuangan untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan.

"Saat ini siapa yang dapat dimaknai mempunyai jiwa kepahlawanan? Apakah Jaksa Agung yang mampu menangkap 3 Hakim Pengadilan Negeri Surabaya karena diduga terlibat suap atas pesanan putusan bebas terdakwa Ronald Tannur di kasus dugaan pembunuhan Dini Sera," katanya.

Baca Juga: Pimpin AKRS di TMP 10 November, Pj Gubernur Jatim Ajak Berkontribusi untuk Bangsa

"Apakah Polisi yang mampu membongkar sindikat judi online internasional dengan transaksi ratusan miliar? Apakah juga para TKI dan TKW lah yang sebenarnya sebagai pahlawan devisa negara? Apakah pahlawan itu KPK yang juga masif dalam pemberantasan korupsi ? Apakah pahlawan itu para pengacara/advokat yang mampu membebaskan para guru rendahan dari jeratan hukum karena hasil kriminalisasi orang tua muridnya? Atau apakah pahlawan itu juga termasuk para jurnalis/wartawan yang menulis dengan netral, idealis, aktual dan obyektif?," sambungnya.

Yang jelas, menurut Fajar, untuk menjadi seorang pahlawan bangsa ini tidak harus menjadi Jaksa, Polisi dan pengacara serta TKW/TKI hingga Jurnalis. Tetapi sebagai warga negara, apapun profesinnya, jika dijalankan dengan penuh dedikasi maka sudah pantas disebut pahlawan.

Misalnya, ketika seorang petani mampu bercocoktanam dengan baik, sehingga panen bagus. Lalu seorang pedagang berjualan dengan jujur, hingga pegawai bendaharawan pemerintah yang amanah serta seorang karyawan yang kerja dengan dedikasi tinggi.

Baca Juga: Peringati Hari Pahlawan, Dewan Kebudayaan dan Yayasan Omah Panji Kota Kediri, Gelar Khadiri Mewarna

"Profesi-profesi yang dijalankan dengan baik oleh pelakunya tersebut adalah pahlawan-pahlawan modern," tuturnya.

Lebih jauh menurut Fajar nilai kepahlawanan ada dalam sifat keteladanan integritas dari para pejabat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh politik. Serta orang tua dalam lingkup komunitas yang paling bawah.

"Karena keteladanan yang berintegritas inilah sebenar benarnya ada nilai jiwa kepahlawan pada saat ini. Dengan keteladanan berintergritas yang jujur, amanat mampu bekerjasama yang baik serta berkarakter luhur dari para pejabat, rekan sejawat hingga masyarakat inilah yang sebenarnya juga telah melekat jiwa kepahlawanan," paparnya.

Baca Juga: Menjelang Hari Pahlawan, Kemensos Anjangsana ke Keluarga Gubernur Suryo

Menurut Fajar, generasi muda memiliki peran penting dalam meneruskan estafet perjuangan pasca kemerdekaan ini.

Mereka dapat jadi pahlawan masa kini yang ikut sumbangsih dan kontribusi positif untuk bangsa dengan cara berjuang melawan ketidakadilan, kemiskinan, dan ketidaktahuan dengan penggunaan media sosial dan teknologi sebagai senjata.

"Di era digitalisasi ini bagi mereka yang mampu menghindari perbuatan hoaks dan menyebarkan kebenaran maka hal demikian juga sebagai pahlawan pahlawan penyelamat generasi penerus bangsa," terang Fajar.

Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Toko Budi Snack di Manyar Gresik Terbakar

Fajar mengajak manfaatkan momen 10 November untuk merenungkan bagaimana bisa menggunakan potensi dan bakat yang dimiliki untuk kepentingan yang lebih besar dan kontribusi positif pada masyarakat sekitar.

"Tidak ada kalimat dan tindakan yang berharga di momen 2024 ini kecuali hanya wajibnya kita menghargai jasa para pahlawan bangsa dan keharusan agar kita mempunyai jejak keteladanan karakter berbudi luhur bagi generasi penerus sebagai bukti nyata kontribusi dalam membangun serta turut serta mempersiapkan para penerima tongkat estafet demi keberlangsungan membangun masa depan bangsa menunju Indonesia emas 2045 dan Indonesia survive, jaya selama lamanya," pungkasnya. (hud/van)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Kabar berita |