MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, menekankan pentingnya membangun pemerintahan yang bersih di Kabupaten Mojokerto. Yaitu bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Sebab hanya lewat pemerintahan yang bersih itulah cita-cita luhur kemerdekaan RI, yaitu maju, adil dan makmur, bisa terwujud.
Karena itu Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Mojokerto Dr Muhammad Al Barra dan dr Muhammad Rizal Octavian (Mubarok) akan membuat kontrak politik dengan rakyat Mojokerto.
Baca Juga: Paslon Mubarok Komitmen untuk Wujudkan Pemerintahan yang Bersih dari KKN
“Nanti akan kita buat kontrak politik,” kata Kiai Asep dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) saksi yang diikuti ratusan koordinator relawan tingkat kecamatan dan desa di Guest House Universitas KH Abdul Chalim (UAC) Bendunganjati Pacet Mojoierto, Selasa (22/10/2024) malam
Ia memberi contoh salah satu poin kontrak politik. Menurut dia, dalam kontrak politik itu Gus Barra dan Rizal tak boleh menarik sepeserpun uang ketika memutasi pejabat atau bawahannya. Jadi para pejabat itu diangkat benar-benar berdasarkan kapasitas (kemampuan) dan intgeritas moral. Tak boleh ada uang sogok agar barokah.
Karena itu Kiai Asep minta semua relawan bekerja keras untuk memenangkan Barra-Rizal. Diantaranya lewat pendirian posko pemenangan di semua desa seluruh Mojokerto yang kini masif di setiap desa.
Baca Juga: Respons Kasus 92.000 BPJS Warga Dinonaktifkan, Kiai Asep: Datang ke Puskesmas Cukup Bawa KTP
Dalam beberapa hari ini Kiai Asep memang gencar mendirikan posko Barra-Rizal. Kali ini Kiai Asep mendirikan posko di dapil I dan 4 Kabupaten Mojokerto. Antara lain Kecamatan Ngoro, Pungging, Mojosari, dan utara sungai.
“Bukan hanya di kecamatan-kecamatan tapi di seluruh desa kita dirikan posko,” kata Kiai Asep.
Agar posko Barra-Rizal itu semarak, Kiai Asep menyediakan kopi dan kacang sangrai di setiap posko. Masing-masing posko mendapat satu karung kacang sangrai.
Baca Juga: Kampanye Pasangan Mubarok, Gus Barra Borong Dagangan di Pasar Tangunan
“Kacang ini akan terus saya produksi. Tapi agak lambat karena digoreng dengan pasir. Kenapa digoreng dengan pasir, agar ibu-ibu tidak kukulen (jerawatan),” kata Kiai Asep.
Para ibu-ibu tampak sangat senang dan antusias. Apalagi kacang sangrai itu langsung dibagi seusai acara. Satu persatu koordinator maju ke depan untuk mengambil satu karung plastik kacang sangrai.
Ayahanda Gus Barra itu menyatakan bahwa Mojokerto harus menjadi miniatur percontohan pemerintah kabupaten dan kota yang baik di seluruh Indonesia. “Alangkah indahnya kalau Kabupaten Mojokerto menjadi miniantur percontohan pemerintah kabupaten dan kota sehingga banyak pemerintah kabupaten dan kota lain studi banding ke Mojokerto,” kata Kiai Asep.
Baca Juga: Firasat Warga, Arti 27 November adalah Angka Dua yang Dituju
Menurut dia, memilih Mubarok adalah pilihan rasional. “Karena yang membiayai saya pribadi. Kalau calon bupati dan wali kota yang lain kan dibiayai orang lain, sehingga setelah terpilih mereka harus mengembalikan uangnya dengan proyek,” kata ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.
“Kalau saya tak ingin uang yang saya keluarkan untuk biaya kampanye dikembalikan, meski sepeserpun,” kata Kiai Asep.
“Saya ikhlas. Uang yang saya keluarkan untuk pemenangan Mubarok ibarat saya membuang kotoran di pagi hari. Masak kotoran yang sudah saya buang akan dikembalikan ke perut saya. Wana’udzubillahi mindzalik,” kata pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto itu .
Baca Juga: Pasangan Mubarok Siap Atasi Problem Masyarakat Menengah ke Bawah
Selain Kiai Asep, Dr Ahmad Rubaie dan Malik Effendi juga memberikan pembekalan. Ahmad Rubaie adalah mantan anggota DPR RI, sedangkan Malik Efendi mantan anggota DPRD Jatim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News